Penelitian Korelasi
Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas
terstruktur
pada mata kuliah
Metodologi Penelitian,
Pendidikan dan Pengajaran Matematika
Kelompok IV
Yuli Ely Hermanti 2410.002
Dewi Wulan 2410.018
Dinillah Karisma 2410.019
Ranti Sinta Tia 2410.028
Syukra Ulhaq 2410.029
PMTK V-A
DOSEN PEMBIMBING :
Imamuddin, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
2012 M
/ 1433 H
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah
segala puji bagi Allah tuhan seru sekalian alam. Hanya kepada Dia jualah kita
bersyukur atas nikmat, rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik yang berjudul “penelitian
korelasi” pada mata kuliah MP3M.
Dalam
menyusun makalah ini tentu tidak terlepas dari pengalaman dan pengetahuan orang lain. Karena
itu disampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Akhirnya
kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini sangat dihargai dan diterima
dengan rasa terima kasih untuk kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang dan
mudah-mudahan ada manfaatnya.
Bukittinggi, 17 Oktober 2012
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ii
BAB I :
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan
masalah ..............................................................................................2
C. Tujuan
penulisan.................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian penelitian
korelasi..............…….............................………....……...3
B. Tujuan penelitian
korelasi...............
…………….......................………....….…4
C. Ciri-ciri penelitian korelasi.............................………………………………….4
D. Jenis penelitian
korelasi......................................................................................4
E. Rancangan penelitian
korelasi.............................................................................7
F. Langkah-langkah penelitian
korelasi....................................................................8
G. Kelebihan dan kekurangan penelitian
korelasi.....................................................11
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………..........12
B. Kritik dan Saran ……………………...................………………….........…..12
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah
yang didasarkan pada suatu masalah yang memerlukan solusi yang tepat. Dalam
kehidupan selalu ada masalah, baik masalah pribadi, keluarga, masyarakat dan
negara. Dari semua masalah tersebut, tidak semua masalah yang memerlukan solusi
dalam bentuk kegiatan penelitian. Perbedaanya adalah pada kegiatan penyelesaian
masalah. Selain masalah, komponen penting yang harus ada dalam penelitian
adalah tujuan penelitian sehingga dapat ditentukan metode yang tepat untuk
penyelesain masalah. Kegiatan penyelesaian masalah yang disebut penelitian
dapat dilakukan secara sistematis dengan mengikuti metodologi, dikontrol, dan
didasarkan teori yang ada serta diperkuat dengan gejala yang ada (Sukardi,
2004:3).
Secara umum, penelitian dapat dibedakan
dari beberapa aspek, diantaranya aspek tujuan, aspek metode, aspek
kajian. Menurut Gay (dalam Sukardi, 2004:13) Aspek tujuan terdiri dari
penelitian dasar dan lanjut. Aspek metode terdiri atas penelitian deskriptif,
penelitian sejarah, penelitian survei, penelitian ex-postfakto,
penelitian eksperimen, penelitian kuai eksperimen. Sedangkan, aspek kajian
sesuai bidang garapan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kependidikan
dan penelitian nonkependidikan (Sukardi, 2004:13-16).
Masalah penelitian dapat dibagi
dalam berbagai bidang diantaranya bidang pendidikan, kesehatan, sosial,
ekonomi, dan lain-lain. Salah satu bidang penelitian yang memerlukan perhatian
khusus adalah bidang penelitian pendidikan. Secara umum metode penyelesaian
masalah pada penelitian pendidikan ada dua, yaitu metode kualitatif dan
kuantitatif. Metode kualitatif yang yang pengumpulan datanya berinteraksi
langsung dengan objek penelitianya dan hasilnya tidak diperoleh melalui
prosedur statistik. Sedangkan metode kuantitatif, pengumpulan datanya melalui
instrumen penelitian berupa populasi dan sampel serta hasilnya diperoleh
melalui prosedur statistic. Salah satu peneltian yang penting dan bermanfaat
dalam dunia pendidikan adalah penelitian korelasional.
Fenomena yang terjadi dalam dunia
pendidikan terdapat hubungan antarunsur-unsurnya. Seperti hubungan antara guru
dengan siswa, guru dengan materi/kurikulum, materi dengan evaluasi, dan
lain-lain. Hubungan-hubungan tersebut dapat diketahui tingkat korelasinya
secara ilmiah secara statistik melalui metode penelitian korelasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian penelitian korelasi?
2. Apa saja
ciri-ciri, tujuan dan jenis penelitian
korelasi?
3. Apa saja yang
menjadi rancangan dan apa saja langkah-langkah dalam penelitian korelasi?
4. Apa saja
kelebihan dan kekurangan penelitian korelasi
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian penelitian
korelasi
2. Untuk mengetahui ciri-ciri, tujuan dan
jenis penelitian korelasi
3. Untuk mengetahui rancangan dan
langkah-langkah dalam penelitian korelasi
4. Untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan penelitian korelasi
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Penelitian Korelasi
Penelitian korelasi atau
korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi
variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan
Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena
dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya
melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc
Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25). Penelitian
korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat
apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.
Menurut Gay dalam Sukardi (2004:166)
penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena
biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung
mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan
dalam koefisien korelasi. Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen (2008:329)
menyebutkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi karena penelitian
tersebut merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam
penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks
kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.
Penelitian korelasi dilakukan dalam
berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi.
Penelitian ini hanya terbatas pada
panafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas,
tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk diajadi penelitian
selanjutnya seperti penelitian eksperimen (Emzir, 2009:38). Menurut Sukardi
(2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para
peneliti yang hendak menggunakannya.
Tiga karakteristik tersebut adalah
sebagai berikut.
- Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
- Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
- Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
B. Tujuan Penelitian Korelasi
Tujuan penelitian korelasi menurut
Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut
Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian korelasi adalah untuk menentukan
hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk
membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang
dipercaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar
variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari
perhatian selanjutnya.
C. Ciri-ciri Penelitian Korelasi
1. Penelitian
macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau
tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
2. Studi macam ini
memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara
serentak dalam keadaan realistiknya.
3. Output dari
penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada
atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
4. Dapat digunakan
untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas.
D. Jenis Penelitian Korelasi
1. Penelitian
Hubungan
Penelitian hubungan (relasional) atau korelasi sederhana (seringkali
hanya disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil
pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara
sepasang variabel (bivariat). Lebih lanjut, penelitian jenis ini seringkali
menjadi bagian dari penelitian lain, yang dilakukan sebagai awal untuk proses
penelitian lain yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian korelasi multivariat
yang meneliti hubungan beberapa variabel secara simultan pada umumnya selalu
diawali dengan penelitian hubungan sederhana untuk melihat bagaimana
masing-masing variabel tersebut berhubungan satu sama lain secara berpasangan.
Dalam penelitian korelasi sederhana
ini hubungan antar variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi.
Nilai koofisien korelasi merupakan suatu alat statistik yang digunakan untuk membantu
peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien bervariasi
dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan menggunakan teknik statistik tertentu
sesuai dengan karakter dari data masing-masing variabel.
Pada dasarnya, desain penelitian
hubungan ini cukup sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel
dari kelompok subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya.
Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti
menentukan sepasang variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya.
Pemilihan kedua variabel tersebut harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil
penelitian yang mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin
berhubungan.
2. Penelitian
Prediktif
Dalam pelaksanaan di bidang
pendidikan, banyak situasi yang menghendaki dilakukannya prediksi atau
peramalan. Pada awal tahun ajaran baru, misalnya, setiap sekolah karena
keterbatasan fasilitas, seringkali harus menyeleksi para pendaftar yang akan
diterima menjadi calon siswa baru.
Penelitian korelasi jenis ini
memfokuskan pada pengukuran terhadap satu variabel atau lebih yang dapat
dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian di masa yang akan datang atau
variabel lain (Borg & Gall dalam Abidin, 2010). Penelitian ini sebagaimana
penelitian relasional, melibatkan penghitungan korelasi antara suatu pola
tingkah laku yang kompleks, yakni variabel yang menjadi sasaran prediksi atau
yang diramalkan kejadiannya (disebut kriteria), dan variabel lain yang
diperkirakan berhubungan dengan kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk
memprediksi (disebut prediktor). Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat
prediksi antara kedua variabel tersebut adalah teknik analisis regresi yang
menghasilkan nilai koefisien regresi, yang dilambangkan dengan R.
Perbedaan yang utama antara
penelitian relasional dan penelitian jenis ini terletak pada asumsi yang
mendasari hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian relasional,
peneliti berasumsi bahwa hubungan antara kedua variabel terjadi secara dua arah
atau dengan kata lain, ia hanya ingin menyelidiki apakah kedua variabel
mempunyai hubungan, tanpa mempunyai anggapan bahwa variabel yang muncul lebih
awal dari yang lain. Oleh karena itu, kedua variabel biasanya diukur dalam
waktu yang bersamaan. Sedang dalam penelitian prediktif, di samping ingin
menyelidiki hubungan antara dua variabel, peneliti juga mempunyai anggapan
bahwa salah satu variabel muncul lebih dahulu dari yang lain, atau hubungan
satu arah. Oleh karena itu, tidak seperti penelitian relasional, kedua variabel
diukur dalam waktu yang berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum
variabel kriteria terjadi, dan tidak dapat sebaliknya.
3. Korelasi
Multivariat
Teknik untuk mengukur dan
menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih
disebut teknik korelasi multivariat. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan,
dua diantaranya yang akan dibahas di sini adalah: regresi gandaatau multiple
regresion dan korelasi kanonik.
Regresi
ganda.
Memprediksi suatu fenomena yang kompleks hanya dengan menggunakan satu faktor
(variabel prediktor) seringkali hanya memberikan hasil yang kurang akurat.
Dalam banyak hal, semakin banyak informasi yang diperoleh semakin akurat
prediksi yang dapat dibuat (Mc Millan & Schumaker dalam Abidin, 2010),
yakni dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel prediktor, prediksi
terhadap variabel kriteria akan lebih akurat dibanding dengan hanya menggunakan
masing-masing variabel prediktor secara sendiri-sendiri. Dengan demikian,
penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.
Korelasi
kanonik. Pada
dasarnya teknik ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa variabel
dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi, tidak seperti
regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik
melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk
menjawab pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi
serangkai variabel kriteria? Dengan demikian, korelasi kanonik ini dapat
dianggap sebagai perluasan dari regresi ganda,dan sebaliknya, regresi berganda
dapat dianggap sebagai bagian dari korelasi kanonik (Pedhazur dalam Abidin,
2010). Seringkali korelasi ini digunakan dalam penelitian eksplorasi yang
bertujuan untuk meentukan apakah sejumlah variabel mempunyai hubungan satu sama
lain yang serupa atau berbeda.
E. Rancangan Penelitian
Korelasi
Penelitian korelasi mempunyai
berbagai jenis rancangan. Shaughnessy dan Zechmeinter (dalam Emzir, 2009:48-51),
yaitu:
1. Korelasi
Bivariat
Rancangan penelitian korelasi
bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
hubungan antara dua variabel. Hubungan antara dua variabel diukur. Hubungan
tersebut mempunyai tingkatan dan arah. Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya
hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antar -1,00 dan +1,00, yang
dinamakan koefisien korelasi. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak ada
hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah -1,00 atau +1,00, merupakan
korelasi sempurna pada kedua ekstrem (Emzir, 2009:48).
Arah hubungan diindikasikan oleh simbol “-“ dan “+”. Suatu korelasi
negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah
pula skor pada variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan
bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada
variabel lain atau sebaliknya (Emzir, 2009:48).
2. Regresi dan
Prediksi
Jika terdapat korelasi antara dua
variabel dan kita mengetahui skor pada salah satu variabel, skor pada variabel
kedua dapat diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat
membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -1,00
maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik.
3. Regresi Jamak (Multiple
Regresion)
Regresi jamak merupakan perluasan
regresi dan prediksi sederhana dengan penambahan beberapa variabel. Kombinasi
beberapa variabel ini memberikan lebih banyak kekuatan kepada kita untuk
membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita prediksikan disebut variabel
kriteria (criterion variable). Apa yang kita gunakan untuk membuat
prediksi, variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel prediktor (predictor
variables).
4. Analisis Faktor
Prosedur statistik ini
mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar variabel dikorelasikan
dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting
yang umum.
5. Rancangan
korelasi yang digunakan untuk menarik kesimpulan kausal
Terdapat dua rancangan yang dapat
digunakan untuk membuat pernyataan-pernyataan tentang sebab dan akibat
menggunakan metode korelasional. Rancangan tersebut adalah rancangan analisis
jalur (path analysis design) dan rancangan panel lintas-akhir (cross-lagged
panel design).
Analisis jalur digunakan untuk
menentukan mana dari sejumlah jalur yang menghubungkan satu variabel dengan
variabel lainnya. Sedangkan desain panel lintas akhir mengukur dua variabel
pada dua titik sekaligus.
6. Analisis sistem (System
Analysis)
Desain ini melibatkan penggunaan
prosedur matematik yang kompleks/rumit untuk menentukan proses dinamik, seperti
perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur dan aliran hubungan.
F. Langkah-langkah Penelitian Korelasi
Pada dasarnya penelitian korelasi
melibatkan perhitungan korelasi antara variabel yang komplek (variabel
kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan (variabel
prediktor). Langkah-langkah tesebut penelitian ini antara lain secara umum
menurut Mc Milan dan Schumaker (2003), yaitu penentuan masalah, peninjauan
masalah atau studi pustaka, pertanyaan penelitian atau hipotesis, rancangan
penelitian dan metodologi penelitian, pengumpulan data, dan analisis
data, simpulan.
1. Penentuan
masalah
Dewey (dalam Syamsuddin dan Vismaia,
2009:42) menyatakan masalah dalam penelitian merupakan kesenjangan antara yang
diharapkan dengan kenyataan yang ada atau sesuatu yang dijadikan target yang
telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi target tersebut tidak tercapai. Disetiap
penelitian langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalah menentukan masalah
penelitian yang akan menjadi fokus studinya. Ciri-ciri permasalahan yang layak
diteliti adalah yang dapat diteliti (researchable), mempunyai
kontribusi atau kebermanafaatan bagi banyak pihak, dapat didukung oleh data
empiris serta sesuai kemampuan dan keinginan peneliti (Sukardi, 2004:27-28).
Dalam penelitian korelasi, masalah
yang dipilih harus mempunyai nilai yang berarti dalam pola perilaku fenomena
yang kompleks yang memerlukan pemahaman. Disamping itu, variabel yang
dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada pertimbangan, baik secara
teoritis maupun nalar, bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan tertentu. Hal
ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian sebelumnya.
2. Peninjauan
Masalah atau Studi Kepustakaan
Setelah penentuan masalah, kegiatan
penelitian yang penting adalah studi kepustakaan yang menjadi dasar pijakan
untuk memperoleh landasan teori, kerangka pikir dan penentuan dugaan sementara
sehingga peneliti dapat mengerti, mengalokasikan, mengorganisasikan, dan
menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Macam-macam sumber untuk
memperoleh teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah dari
jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, surat kabar, buku yang
relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah dan narasumber.
3. Rancangan
penelitian atau Metodologi Penelitian
Pada tahap ini peneliti menentukan
subjek penelitian yang akan dipilih dan menentukan cara pengolahan datanya.
Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam
variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. Subyek tersebut harus relatif
homogen dalam faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat
mempengaruhi variabel terikat. Bila subyek yang dilibatkan mempunyai perbedaan
yang berarti dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang
diteliti menjadi kabur. Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat
mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor
tertentu kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk
masing-masing kelompok.
4. Pengumpulan
data
Berbagai jenis instrumen dapat
digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti
angket, tes, pedoman interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan
dengan kebutuhan. Data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut
harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian korelasional, pengukuran variabel
dapat dilakukan dalam waktu yang relatif sama. Sedang dalam penelitian
prediktif, variabel prediktor harus diukur selang beberapa waktu sebelum
variabel kriteria terjadi. Jika tidak demikian, maka prediksi terhadap kriteria
tersebut tidak ada artinya.
5. Analisis data
Pada dasarnya, analisis dalam
penelitian korelasi dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran
suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian
korelasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan
untuk menghitung tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain.
Sedang dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan adalah analisis
regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor
terhadap variabel kriteria. Namun demikian, dapat pula digunakan analisis
korelasi biasa bila hanya melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari
dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau
lebih dapat digunakan untuk memprediksi variabel kriteria lebih baik dari bila
digunakan secara sendiri-sendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple
regresion atau analisis kanonikdapat digunakan. Hasil
analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi
atau koefisien regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi
variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Interpretasi data pada penelitian
korelasi adalah bila dua variabel hubungkan maka akan menghasil koefisen
korelasi dengan simbol (r). Hubungan variabel tersebut dinyatakan dengan
nilai dari -1 samapai +1. Nilai (-) menunjukan korelasi negatif yang
variabelnya saling bertolak belakang dan nilai (+) menunjukkan korelasi positif
yang variabelnya saling mendekati ke arah yang sama (Syamsudin dan Vismaia,
2009:25).
6. Simpulan
Berisi tentang hasil analisis
deskripsi dan pembahasan tentang hal yang diteliti dengan menggunakan mudah
dipahami pembaca secara ringkas.
G. Kelebihan dan Kelemahan
Penelitian Korelasi
Penelitian korelasi mengandung
kelebihan-kelebihan, antara lain: kemampuannya untuk menyelidiki hubungan
antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan); dan Penelitian
korelasi juga dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan
antara variabel-variabel yang diteliti (Abidin, 2010). Selanjutnya, Sukardi
menambahkan kelebihan penelitian ini adalah penelitian ini berguna untuk
mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, sosial.
Dengan penelitian ini juga memungkinkan untuk menyelidiki beberapa variabel
untuk diselidiki secara intensif dan penelitian ini dapat melakukan analisis
prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan, kelemahan penelitian
korelasi, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa,
tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan
dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasi itu kurang tertib- ketat,
karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas; Pola saling
hubungan itu sering tak menentu dan kabur; sering merangsang penggunaannya
sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data
tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau
bermakna. (Abidin, 2010).
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa penelitian korelasi adalah suatu penelitian untuk mengetahui
hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya
untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi
variable. Tujuan
penelitian korelasi adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau
untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.
Langkah-langkah dalam penelitian
korelasi: pentuan masalah, peninjauan masalah atau studi kepustakaan, rancangan
penelitian atau metodologi penelitian, pengumpulan data, analisis data dan
simpulan.
3.2 Kritik dan Saran
Dalam pembuatan makalah ini tidak
luput dari kesalahan dan kekhilafan, untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan di masa mendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
Abidin, Muhammad Zainal. 2008.
Penelitian Korelasional. (artikel). Dalam www.Muhammad Zainal Abidin
Personal Blog.htm. di akses tanggal 25 September 2010.
Atmodjo, J. Tri. 2005. Modul
Penelitian Korelasi (artikel). Jakarta: Fikom Universitas
Mercubuana Jakarta
Emzir. 2009. Metodologi
Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo
Pergoda.
Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E. 2008. How
to Design and Evaluate research in Education. New York: McGraw-Hill.
McMilan, J dan Schumacher, S. 2003. Research
in Education. New York: Longman.
Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian
dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Ruseffendi. 1993. Statistika
untuk Penelitian Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Perguruan Tinggi.
Sukardi. 2004. Metodologi
Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti.
2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar